Bacasore.com – Desa Pangkung Karung, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Bali, telah menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang tepat tidak hanya mampu menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
Melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Bawana Lestari, desa ini berhasil mengolah sampah organik menjadi pupuk organik berkualitas tinggi, serta mengolah sampah anorganik menjadi barang bernilai ekonomis.
TPS3R Bawana Lestari didirikan beberapa tahun lalu sebagai upaya mandiri desa untuk mengelola sampah secara efektif.
Pengolahan sampah menjadi tantangan serius di banyak daerah, namun Desa Pangkung Karung berhasil membuktikan bahwa melalui inisiatif lokal dan kolaborasi masyarakat, masalah ini dapat diatasi dengan baik.
Ni Made Suartini, Bendahara Kelompok Pemeliharaan dan Pemberdayaan Desa Pangkung Karung, menjelaskan bahwa TPS3R ini tidak hanya fokus pada pengolahan sampah organik menjadi pupuk.
Tetapi juga menangani sampah anorganik seperti botol PET, botol beling, ban bekas, dan peralatan elektronik rusak.
“TPS3R Desa Pangkung Karung menerima sekitar 7,6 ton sampah setiap bulan.
Dari jumlah tersebut, 221 kilogram di antaranya berupa sampah anorganik yang kemudian dipilah untuk dijual kembali ke pihak ketiga,” katanya, Sabtu 22 Juni 2024.
Pupuk organik yang dihasilkan TPS3R Bawana Lestari berasal dari 4 ton sampah organik yang diproses melalui beberapa tahapan, termasuk fermentasi selama dua bulan.
Hasil akhirnya adalah 1 ton pupuk organik siap pakai yang kaya akan unsur hara.
Meski demikian, Suartini mengakui bahwa komposisi dan kandungan unsur hara dalam pupuk organik tersebut masih dalam tahap penelitian dan pemeriksaan sampel di Universitas Udayana.
Hal ini penting untuk memastikan kualitas dan efektivitas pupuk organik yang dihasilkan.
Permintaan akan pupuk organik ini cukup tinggi. Selain memenuhi kebutuhan petani di Desa Pangkung Karung, TPS3R Bawana Lestari juga melayani beberapa pelanggan lain yang tertarik dengan produk ini.
“Petani yang memakai jasa pengangkutan sampah TPS3R mendapatkan pupuk organik gratis sebanyak 5 kilogram setiap tahun, dengan nilai Rp 1.250 per kilogram.
Sedangkan warga lain bisa membeli dengan harga Rp 15.000 per 10 kg,” ungkap Suartini.
Meskipun TPS3R Bawana Lestari sudah mampu menghasilkan pupuk organik dan mengelola sampah anorganik dengan baik, ada tantangan yang masih perlu diatasi.
Saat ini, TPS3R hanya mampu melayani 352 Kepala Keluarga (KK) dari total 1.012 KK di desa tersebut, atau sekitar 30 persen. Sisanya, masih membuang sampah di teba (belakang rumah).
“Untuk biaya jasa pengangkutan sampah, TPS3R Desa Pangkung Karung mematok harga Rp 23.000 per bulan per KK.
Harapannya, dengan meningkatnya kesadaran dan partisipasi warga, layanan ini bisa menjangkau seluruh warga desa,” tambah Suartini.
Inisiatif TPS3R Bawana Lestari membawa banyak manfaat, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi.
Dari segi lingkungan, pengelolaan sampah yang baik membantu mengurangi pencemaran dan menjaga kebersihan desa.
Pupuk organik yang dihasilkan membantu meningkatkan kesuburan tanah dan hasil pertanian.