Bacasore.com – Pulau Lombok, yang terletak di Nusa Tenggara Barat, Indonesia, terkenal dengan keindahan alamnya, mulai dari pantai yang menakjubkan hingga pegunungan yang mempesona.
Namun, selain destinasi wisata alam yang memikat, Lombok juga menjadi rumah bagi spesies satwa endemik yang langka dan unik, yaitu Celepuk Rinjani.
Burung hantu ini tidak hanya menambah kekayaan biodiversitas pulau ini, tetapi juga memiliki ciri khas dan keunikan yang membedakannya dari burung hantu lainnya di Indonesia.
Mengenal Burung Celepuk Rinjani
Celepuk Rinjani, dengan nama latin Otus jolandae, adalah spesies burung hantu yang endemik di Pulau Lombok.
Nama “Celepuk” merupakan sebutan umum untuk burung hantu di Indonesia, sementara “Rinjani” merujuk pada Gunung Rinjani, kawasan di mana burung ini pertama kali ditemukan.
Keunikan Celepuk Rinjani terletak pada ukuran tubuhnya yang kecil dan suara khasnya yang berbeda dari burung hantu lain.
Burung ini memiliki suara siulan tunggal yang dikenal dengan sebutan “pok,” sehingga masyarakat lokal sering menyebutnya sebagai Burung Pok.
Selain itu, Celepuk Rinjani juga termasuk dalam daftar 25 fauna yang hampir punah menurut data dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR).
Hal ini disebabkan oleh penurunan habitat alami akibat perambahan hutan dan perburuan liar.
Sejarah Penemuan Celepuk Rinjani
Keberadaan Celepuk Rinjani pertama kali diidentifikasi oleh Alfred Everett, seorang naturalis asal Inggris, pada tahun 1896.
Saat itu, burung hantu ini dinamakan Phisorhina albiventris. Namun, setelah penelitian lebih lanjut, spesies ini dianggap mirip dengan Celepuk Maluku.
Meskipun begitu, perbedaan signifikan dalam ukuran tubuh, suara, dan analisis DNA menunjukkan bahwa Celepuk Rinjani adalah spesies yang berbeda.
Pada tahun 2013, setelah melalui serangkaian penelitian dan identifikasi lebih mendalam, burung hantu ini secara resmi dikenal sebagai Celepuk Rinjani.
Burung ini juga dikenal sebagai burung hantu terkecil di Indonesia, dengan ukuran tubuh yang relatif kecil dibandingkan dengan burung hantu lainnya.
Penemuan Celepuk Rinjani telah didokumentasikan dalam jurnal ilmiah berjudul A New Owl Species of The Genus Otus (Aves Strigidae) from Lombok, Indonesia, yang ditulis oleh George Sangster bersama Philippe Verbelen dan Bram Demeulemeester dari Belgia.
Jurnal ini memberikan gambaran mendalam tentang karakteristik dan status konservasi dari burung hantu endemik ini.
Ciri-Ciri Celepuk Rinjani
Celepuk Rinjani memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari burung hantu lain.
Dari segi fisik, burung ini mirip dengan Celepuk Maluku, dengan warna bulu coklat dan bintik-bintik putih pada tubuhnya.
Namun, perbedaan utama terletak pada pola garis kecoklatan pada bagian atas tubuh dan warna mahkotanya yang lebih gelap.