Bacasore.com – Situs megalitikum Gunung Padang sempat membuat gempar dunia karena diduga menjadi lokasi peradabapan super maju.
Terletak di perbatasan Dusun Gunung Padang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, situs ini telah menjelma menjadi destinasi wisata budaya yang menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dengan keunikan dan nilai sejarah yang dimilikinya, Situs Gunung Padang menawarkan pengalaman yang memikat bagi para pengunjung yang tertarik dengan sejarah dan arkeologi.
Situs Megalitikum Gunung Padang adalah sebuah kompleks megalitikum yang menakjubkan, yang dikenal dengan struktur piramida tertata apik yang menjadi daya tarik utama.
Luas situs ini mencapai sekitar 900 m², terletak pada ketinggian 885 meter di atas permukaan laut, dan mencakup areal seluas 3 hektar.
Meskipun belum memiliki banyak objek wisata penunjang di sekitarnya, situs ini tetap memadai untuk dikunjungi dengan beberapa fasilitas dasar seperti kantin, mushola, toilet, dan penginapan.
Daya Tarik Utama
- Piramida Tertata Apik: Salah satu keunikan utama dari Situs Gunung Padang adalah struktur piramida yang tertata apik. Struktur ini disebut-sebut lebih tua dari Piramida Giza yang ada di Mesir, yang menambah daya tarik dan misteri situs ini. Keberadaan piramida ini menjadi salah satu alasan utama mengapa banyak wisatawan tertarik untuk mengunjungi situs ini.
- Keindahan Alam Sekitar: Selain daya tarik arkeologisnya, Situs Gunung Padang juga menawarkan pemandangan alam yang menawan. Lokasinya yang terletak di ketinggian memberikan pandangan yang indah terhadap lanskap sekitar, yang menambah nilai estetika bagi para pengunjung.
- Fasilitas Wisata: Meskipun fasilitas di sekitar situs masih terbatas, pengunjung dapat menikmati fasilitas dasar yang ada seperti kantin, mushola, toilet, dan penginapan sederhana. Fasilitas ini cukup memadai untuk kenyamanan para wisatawan yang datang berkunjung.
Sejarah dan Penemuan Situs Gunung Padang
Situs Megalitikum Gunung Padang memiliki sejarah yang panjang dan menarik.
Ditemukan pertama kali oleh peneliti asal Belanda, N. J. Krom, situs ini baru mulai mendapatkan perhatian luas setelah seorang warga melaporkan penemuan peninggalan purbakala di sana pada tahun 1979.
Sejak saat itu, Situs Gunung Padang menjadi fokus penelitian dan kunjungan bagi para arkeolog dan peneliti dari berbagai belahan dunia.
Perkembangan Penelitian
- Penemuan Awal: Penemuan awal oleh N. J. Krom menandai awal dari eksplorasi lebih dalam terhadap situs ini. Penelitian awal ini membuka jalan bagi penemuan lebih lanjut yang memperjelas keunikan dan pentingnya situs tersebut.
- Pengesahan sebagai Cagar Budaya: Pada tahun 1990, Pemerintah Indonesia secara resmi menetapkan Situs Gunung Padang sebagai cagar budaya yang dilindungi oleh undang-undang. Pengakuan ini memberikan perlindungan hukum terhadap situs ini dan meningkatkan upaya konservasi serta pemeliharaan.
- Struktur dan Komposisi: Situs ini terdiri dari lima teras utama yang dibatasi oleh batu-batuan besar. Luas area Situs Gunung Padang mencapai 3.000 m² dengan ketinggian mencapai 110 meter. Struktur teras-teras ini mencerminkan tata letak yang sistematis dan terencana, yang menunjukkan kompleksitas budaya masyarakat pada masa itu.
Menurut hasil penelitian, Situs Gunung Padang diperkirakan merupakan tempat pemujaan bagi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut sekitar 2000 tahun SM.