Scroll untuk baca artikel
Berita

Polemik Prambanan Bersholawat, Lokasi Acara Akhirnya Dipindah, Nama Kegiatan pun Diubah

136
×

Polemik Prambanan Bersholawat, Lokasi Acara Akhirnya Dipindah, Nama Kegiatan pun Diubah

Sebarkan artikel ini
Sekretaris Sabha Pandita Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, Ida Rsi Agung Putra Nata Siliwangi Manuaba
Sekretaris Sabha Pandita Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, Ida Rsi Agung Putra Nata Siliwangi Manuaba

Bacasore.com – Acara keagamaan bertajuk Prambanan Bersholawat yang sempat memicu polemik di masyarakat akhirnya resmi dipindahkan dari lokasi semula. Event yang diselenggarakan oleh komunitas motor Pelopor CB ini dijadwalkan tetap berlangsung pada 10–11 Mei 2025, meskipun dengan perubahan tempat dan nama kegiatan.

Awalnya, kegiatan ini direncanakan berlangsung di zona III kawasan Candi Prambanan, sekitar 1,3 kilometer dari candi utama. Namun, setelah muncul gelombang protes dari sejumlah pihak melalui media sosial, panitia memutuskan untuk memindahkan lokasi acara. Meski demikian, lokasi pengganti belum diumumkan secara resmi.

Ketua Pelopor CB, Trawiten, menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi, khususnya terkait desain poster yang menampilkan latar belakang Candi Prambanan.

“Kami mohon maaf karena poster acara kami menampilkan latar belakang Candi Prambanan. Itu semata-mata kami anggap sebagai ikon pariwisata, tidak ada niat menyinggung unsur agama,” ujar Trawiten saat ditemui di Pendopo Candi Sewu, Prambanan, Klaten, Selasa (6/5/2025).

Lebih lanjut, Trawiten menjelaskan bahwa penggunaan nama “Prambanan” dalam acara mereka merujuk pada nama wilayah kecamatan, bukan pada situs keagamaan umat Hindu tersebut. Namun demi menghindari kesalahpahaman lebih lanjut, pihak panitia mengganti nama kegiatan menjadi Pelopor Bersholawat.

Disarankan oleh Gus Miftah

Keputusan pemindahan lokasi juga tak lepas dari masukan dari Gus Miftah Habiburrahman Maulana, dai kondang yang dijadwalkan hadir dalam kegiatan tersebut. Menurut Wahyu Laksono, perwakilan dari manajemen Gus Miftah, sang dai memang hanya diundang untuk mengisi acara, bukan sebagai penyelenggara.

“Pemindahan lokasi merupakan bagian dari langkah preventif agar acara tetap berjalan baik tanpa kontroversi,” terang Wahyu.

Gus Miftah sendiri tetap dijadwalkan hadir dalam acara tersebut, meski lokasinya berubah dari semula.

READ  Komunitas CB Tolak “Prambanan Bersholawat” Gus Miftah, Pilih Acara Mahesa CB Holic di Maguwoharjo

Menurut Trawiten, acara ini digelar dalam rangka memeriahkan ulang tahun komunitas motor Pelopor CB. Panitia juga memastikan bahwa penyelenggaraan sudah melalui koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk pengelola kawasan cagar budaya serta perwakilan dari umat Hindu.

“Kami tidak menyangka akan terjadi polemik sebesar ini. Mohon bantuan teman-teman media untuk membantu meluruskan maksud baik kami,” kata Trawiten menambahkan.

General Manager Candi Prambanan–Ratu Boko, Ratno Timur, menyatakan bahwa lokasi semula yakni lapangan utara Candi Sewu memang kerap digunakan untuk berbagai kegiatan komunitas. Lapangan dengan luas 28 ribu meter persegi ini pernah menjadi tempat berbagai event serupa pada tahun 2023 dan 2024.

“Sudah ada preseden sebelumnya, namun karena kali ini muncul reaksi publik, kami mendukung keputusan panitia untuk memindahkan lokasi demi kenyamanan semua pihak,” jelas Ratno.

Dipindahnya acara dan perubahan nama pun disambut Sekretaris Sabha Pandita Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, Ida Rsi Agung Putra Nata Siliwangi Manuaba. Dikutip dari akun TikToknya, Rabu (7/5), Ida Rsi mengucapkan terimakasih kepada panitia maupun penyelenggara acara yang mendengar suara umat Hindu.

“Kita wajib mensyukuri pindahnya lokasi dan acara. Ini adalah bentuk public action oleh teman-teman Hindu Dharma yang tujuannya bahwa tidak boleh membiarkan dan membenarkan apa yang terjadi terus menerus terhadap kami umat Hindu. Kami ingin senantiasa menjalankan kedamaian dengan persyaratan semua pihak saling menghargai,” paparnya.

Ida Rsi juga menekankan kedamaian bagi seluruh umat beragama di Indonesia. Umat Hindu pun selalu mengucapkan doa Om Santi, Santi, Santi, yang selalu memohon agar negara ini selalu damai. “Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, termasuk Gus Miftah yang sudah merubah lokasi dan nama acara,” tukasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *