Bacasore.com – Rencana pelaksanaan acara “Prambanan Bersholawat” yang sempat dikabarkan akan digelar di kawasan Candi Prambanan menuai kontroversi. Pihak Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat tetap menolak pelaksanaan “Prambanan Bersholawat” kendati berada di zona III kawasan Taman Wisata Candi Prambanan.
Apa sebab? Dalam selebaran yang viral di platform X (Twitter), disebutkan bahwa acara bertajuk “Pelopor Kebangsaan – Prambanan Bersholawat – Hadroh Santri Manjung Pimpinan Abah Eko” akan digelar pada 10 Mei 2025. Kegiatan ini mencakup agenda berselawat, mengaji, hingga kontes modifikasi motor. Gambar Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, KH Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah, juga terpampang dalam selebaran tersebut.
Namun, yang menjadi sorotan tajam dari berbagai kalangan adalah lokasi acara yang disebutkan berada di kompleks Candi Prambanan, yang secara historis dan spiritual merupakan tempat ibadah agama Hindu.
PHDI: Candi Prambanan adalah Sentral Spiritual Umat Hindu
Sekretaris Sabha Pandita Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, Ida Rsi Agung Putra Nata Siliwangi Manuaba, mengingatkan bahwa Candi Prambanan bukan hanya warisan budaya Indonesia, tetapi juga merupakan pusat spiritual umat Hindu di seluruh dunia.
“Kalau Islam punya Ka’bah, maka umat Hindu memiliki Prambanan sebagai pusat kegiatan spiritual. Semua kegiatan keagamaan Hindu sedunia merujuk ke Prambanan,” ujarnya dikutip dari akun TikToknya, Senin (5/5).
Apalagi, hal ini sudah diakui lewat Nota Kesepakatan Pemanfaatan Candi Prambanan untuk Kepentingan Umat Hindu Indonesia dan Dunia yang ditandatangani dua gubernur dan empat menteri.
Ida Rsi Agung Putra Nata Siliwangi Manuaba pun mengingatkan, jika Candi Prambanan adalah tempat ibadah umat Hindu. Tentu, pihak penyelenggara atau pun PT TWC tidak melakukan di tempat tersebut. Ini hemat dia, seperti memancing konflik antar umat beragama yang sudah terjalin harmonis di Indonesia.
“Kerukunan antar umat beragama, ini saling makan memakan, mancing-memancing, hasut menghasut. Apa dia sentra pemecah belah umat, saya bertanya lagi ini,” ingat Ida Rsi. “Saya bertanya lagi kepada yang bersangkutan, apa itu niat kamu untuk merusak tatanan keharmonisan bangsa kita?” imbuh Ida Rsi dengan mimik serius.
Ida Rsi juga menilai bahwa acara ini cenderung provokatif jika di baca dari judulnya yakni “Prambanan Bersholawat”. Ini tentu jelas-jelas menimbulkan rasa sakit bagi umat Hindu yang membaca selebaran tersebut. Sebab, Prambanan yang ditulis merujuk pada Candi Prambanan yang notabene tempat ibadah umat Hindu. “Ini bukan masalah sepele, jangan cari panggung! Nggak mungkin nggak tahu (Prambanan tempat ibadah umat Hindu). Sekali lagi tolong, kalau ini tetap dijalankan, kami akan laporkan ke Kementerian Agama karena ini menyakitkan,” tandasnya. “Jangan kata-kata toleransi, toleransi, itu akhirnya kebablasan,” tukas pemuka umat Hindu asal Jawa Barat tersebut.