Bacasore.com – Benny Rhamdani, Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), baru-baru ini mengungkapkan bahwa dia telah melaporkan identitas sosok berinisial T yang diduga sebagai pengendali utama bisnis judi online (judol) di Indonesia.
Pengungkapan ini dilakukan dalam sebuah Rapat Terbatas (Ratas) yang digelar di Istana Negara, di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Informasi yang disampaikan Benny Rhamdani ini mengejutkan kedua pejabat tinggi tersebut dan menimbulkan perdebatan hangat di forum tersebut.
Sosok T yang disebutkan Benny Rhamdani adalah individu yang terlibat dalam pengendalian dan pengorganisasian bisnis judi online yang melibatkan banyak pekerja migran Indonesia.
Identitas T terungkap setelah BP2MI mengusut kasus penempatan ilegal pekerja ke Kamboja.
Dalam proses pengusutan, terungkap bahwa sejumlah warga negara Indonesia (WNI) dipaksa bekerja dalam praktik judi online di Kamboja.
Menariknya, banyak dari mereka adalah lulusan SMA hingga perguruan tinggi, yang menunjukkan bahwa penipuan ini juga menargetkan individu dengan latar belakang pendidikan yang lebih tinggi.
Dalam rapat terbatas tersebut, Benny Rhamdani mengungkapkan betapa mengejutkannya temuan ini bagi Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Boleh ditanya kepada Menko saat itu, Pak Mahfud MD.
Presiden kaget, Pak Kapolri kaget, dan situasi rapat terbatas saat itu cukup heboh,” ungkap Benny.
Kejutan ini tidak hanya disebabkan oleh skala bisnis judi online yang sangat besar, tetapi juga karena pengungkapan identitas T yang selama ini belum terungkap secara luas.
Proses pengusutan kasus penempatan ilegal ke Kamboja dilakukan oleh BP2MI bersama dengan pihak berwenang lainnya.
Benny Rhamdani menjelaskan bahwa banyak pekerja migran Indonesia yang terjebak dalam skema judi online di Kamboja tidak hanya berasal dari kalangan pekerja biasa tetapi juga termasuk mereka yang berpendidikan tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa bisnis judi online tidak hanya menargetkan pekerja dengan latar belakang rendah tetapi juga memanfaatkan lulusan perguruan tinggi.
Menurut Benny, bisnis judi online ini beroperasi secara terstruktur dan melibatkan banyak pihak, yang membuatnya sulit untuk diungkap.
Namun, setelah penyelidikan mendalam, identitas T berhasil diketahui.
Benny menegaskan bahwa penangkapan pelaku utama di balik bisnis judi online ini seharusnya tidaklah sulit.
“Saya menyatakan di depan Presiden, Panglima TNI, dan Kapolri bahwa sebenarnya sangat mudah untuk menangkap aktor di balik bisnis judi online di Kamboja dan juga aktor di balik skema penipuan online,” jelasnya.
Benny Rhamdani: Aktivis dan Politisi Berpengalaman dari Sulawesi Utara
Benny Rhamdani, atau yang akrab disapa BRANI, adalah sosok yang dikenal luas di dunia politik dan aktivisme Indonesia, terutama di daerah pemilihan Sulawesi Utara.
Lahir di Bandung pada 3 Maret 1968, Benny Rhamdani telah menjalani berbagai peran penting dalam kariernya, baik sebagai politisi maupun aktivis.
Perjalanan Benny Rhamdani dalam dunia politik dan aktivisme dimulai sejak masa kuliahnya.
Sebagai mahasiswa, ia aktif dalam organisasi mahasiswa dan sosial. Benny menjabat sebagai Wakil Sekretaris Cabang DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Manado pada periode 1993-1994.
Selama dua periode berturut-turut, ia juga memimpin sebagai Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Manado dari tahun 1994 hingga 1999.
Pengalaman awal ini membentuk fondasi bagi keterlibatannya dalam dunia sosial dan politik.
Kepemimpinan di Organisasi Sosial dan Politik
Setelah menamatkan masa kuliah, Benny Rhamdani terus aktif dalam berbagai organisasi sosial.
Ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Komite Perjuangan Pembaruan Agraria (KPPA) Sulawesi Utara sejak 2003 hingga saat ini.
KPPA merupakan organisasi yang berfokus pada isu-isu agraria dan perjuangan hak-hak tanah bagi masyarakat yang tertindas dan tergusur.