Bacasore.com – Omdong alias omong doang, sampai hitungan tahunan.
Sampai saat ini keretakan di tebing Pura Batubolong, yang terletak di kawasan objek wisata Tanah Lot, Kecamatan Kediri, Tabanan, belum terselesaikan.
Sejak retakan ini muncul pada bulan Juli 2023, belum ada langkah konkret yang diambil untuk memperbaikinya, meskipun berbagai pihak terkait telah melakukan pengecekan.
Keretakan di tebing Pura Batubolong ini pertama kali terdeteksi pada bulan Juli 2023.
Lokasi keretakan ini sangat krusial mengingat Pura Batubolong merupakan salah satu daya tarik utama di kawasan wisata Tanah Lot, yang terkenal dengan keindahan pemandangannya serta nilai spiritualnya.
Manajer Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, I Wayan Sudiana, menjelaskan bahwa pengecekan sudah dilakukan oleh petugas dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida dan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Tabanan sejak tahun 2023.
“Pengecekan oleh petugas BWS dan Dinas PUPR sudah dilakukan sejak tahun 2023 lalu dan terakhir mereka datang pada bulan Februari lalu,” ungkap Sudiana awal pekan ini kepada awak media.
Sudiana mengungkapkan bahwa keretakan di tebing tersebut disebabkan oleh faktor alam, terutama pengaruh pasang surut air laut yang terus menerus menghantam tebing.
Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri dalam menentukan metode yang tepat untuk memperbaiki keretakan tersebut.
BWS Bali-Penida, yang bertanggung jawab atas penanganan ini, masih dalam tahap penyusunan anggaran dan metode yang akan digunakan.
Mengingat kondisi medan yang kompleks dan berisiko, diperlukan kajian mendalam untuk memastikan bahwa metode perbaikan yang diterapkan benar-benar efektif dan aman.
Sampai saat ini, kondisi keretakan di tebing Pura Batubolong tidak mengalami perubahan signifikan.
Retakan yang tercatat pada 10 titik sepanjang 20 meter ini masih tetap sama seperti saat pertama kali ditemukan.
Meski demikian, untuk mengantisipasi risiko keselamatan, pengelola dan pengempon pura memberlakukan pembatasan kunjungan.
“Pemudek yang bersembahyang dibatasi dan wisatawan hanya boleh mengunjungi area madya mandala saja,” tambah Sudiana.
Langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan para pengunjung, mengingat kondisi tebing yang masih rentan.
Kepala Dinas PUPRPKP Tabanan, I Made Dedy Darmasaputra, mengakui bahwa sampai saat ini belum ada informasi terbaru dari BWS terkait kelanjutan penanganan keretakan tebing ini.
“Informasi terakhir yang kami terima belum ada setelah tahun lalu tim ahli dari BWS melakukan pengecekan dan kajian. Sampai saat ini belum ada informasi terbaru,” jelas Dedy.
Ini menunjukkan bahwa meskipun sudah ada kesadaran dan perhatian dari berbagai pihak terkait kondisi tebing, proses administrasi dan teknis yang diperlukan untuk memulai perbaikan masih memerlukan waktu yang tidak sebentar.