Scroll untuk baca artikel
Berita

Meningkatkan Pembelajaran dengan Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT)

155
×

Meningkatkan Pembelajaran dengan Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT)

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Culturally Responsive Teaching
Ilustrasi Culturally Responsive Teaching

Bacasore.com – Dalam dunia pendidikan, penerapan metode pembelajaran yang efektif dan inklusif sangat penting untuk memastikan semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama dalam belajar.

Salah satu pendekatan yang kini semakin populer adalah Culturally Responsive Teaching (CRT) atau Pengajaran yang Tanggap Budaya.

CRT adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan kesetaraan hak bagi setiap peserta didik tanpa memandang latar belakang budaya mereka.

Apa Itu Culturally Responsive Teaching?

Culturally Responsive Teaching adalah sebuah pendekatan komprehensif yang dirancang untuk membantu guru dalam mengajar peserta didik yang berasal dari berbagai latar belakang budaya.

Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman guru terhadap keanekaragaman budaya, tetapi juga mengajarkan keterampilan tanggap budaya dalam setiap aspek pembelajaran.

Dengan CRT, peserta didik dari budaya minoritas diberikan hak yang sama untuk mengembangkan diri mereka tanpa merasa terpinggirkan.

Menurut pakar pendidikan, Geneva Gay, CRT adalah cara menggunakan pengetahuan budaya, pengalaman, dan gaya kinerja peserta didik yang beragam untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.

Gay menegaskan bahwa pembelajaran tidak hanya tentang prestasi akademik, tetapi juga mempertahankan identitas budaya peserta didik.

Mengapa CRT Penting?

  1. Meningkatkan Penghargaan Budaya: Dengan CRT, peserta didik dapat lebih memahami dan menghargai budaya mereka sendiri serta budaya orang lain. Ini menciptakan lingkungan yang saling menghormati dan inklusif.
  2. Kesetaraan dalam Pendidikan: CRT memastikan bahwa semua peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk sukses, terlepas dari latar belakang budaya mereka.
  3. Menghubungkan Pembelajaran dengan Kehidupan Nyata: Pendekatan ini membantu peserta didik mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman hidup mereka sendiri, sehingga membuat materi lebih relevan dan bermakna.

Prinsip-Prinsip Culturally Responsive Teaching

Untuk menerapkan CRT secara efektif, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:

  1. Mengakui Warisan Budaya: Menghargai warisan budaya berbagai kelompok etnik dan bagaimana hal ini mempengaruhi sikap peserta didik dan pendekatan mereka terhadap belajar.
  2. Membangun Hubungan yang Bermakna: Menghubungkan pengalaman peserta didik di rumah dengan pengajaran akademik di sekolah.
  3. Menggunakan Berbagai Strategi Pembelajaran: Mengadopsi berbagai strategi yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik yang berbeda-beda.
  4. Menghargai Budaya Sendiri dan Orang Lain: Mengajarkan peserta didik untuk menghargai warisan budaya mereka sendiri serta budaya orang lain.
  5. Menggabungkan Informasi Multikultural: Mengintegrasikan informasi dan sumber daya multikultural ke dalam kurikulum.
READ  Unud Masuk 7 Besar, Universitas dengan Jurusan Ilmu Komunikasi Terbaik di Indonesia Versi EduRank

Karakteristik Pendekatan Culturally Responsive Teaching

Ada beberapa karakteristik yang menandai penerapan CRT dalam pembelajaran:

  1. Refleksi Identitas: Peserta didik diajak untuk merenungkan identitas budaya mereka melalui tugas-tugas yang diberikan.
  2. Pemahaman Budaya: Melibatkan peserta didik dalam memahami dan membangun konstruksi budaya melalui kegiatan diskusi dan debat.
  3. Pembelajaran Berbasis Kelompok: Mendorong kerja sama kelompok untuk membahas tugas dari perspektif budaya yang berbeda.
  4. Refleksi Nilai: Peserta didik diajak untuk merefleksikan nilai-nilai dan pemahaman mereka melalui penyajian tugas.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Ladson-Billings, CRT adalah pendidikan yang melibatkan latar belakang kebudayaan peserta didik dalam semua aspek pembelajaran.

Beberapa karakteristik CRT menurut Ladson-Billings meliputi:

  • Positive Perspectives on Parents and Families: Guru membangun hubungan yang baik dengan orangtua dan keluarga peserta didik.
  • Communication of High Expectation: Guru memberikan pujian pada prestasi peserta didik dan simpati pada kegagalan akademik mereka.
  • Learning within the Context of Culture: Mengakui keberagaman budaya dan mengembangkan pemahaman mendalam tentang budaya di antara populasi peserta didik.
  • Student-Centered Instruction: Pembelajaran yang berfokus pada peserta didik dan konstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman mereka.
  • Culturally Mediated Instruction: Kegiatan multikultural di kelas yang menimbulkan kesadaran akan keberagaman.
  • Reshaping the Curriculum: Kurikulum yang membangun karakter peserta didik dan tidak hanya terfokus pada hasil akademik.
  • Teacher as Facilitator: Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu dan mendukung proses pembelajaran.

Contoh Penerapan CRT dalam Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila, yang wajib diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, adalah contoh mata pelajaran yang dapat diintegrasikan dengan pendekatan CRT.

Mata pelajaran ini mengajarkan nilai-nilai kebangsaan dan kewarganegaraan, serta bertujuan membentuk karakter peserta didik.

READ  Tempat Beli dan Cara Membuat Cemilan Bintang Nanas Tugas MPLS

Namun, Pendidikan Pancasila sering dianggap membosankan karena metode ceramah yang dominan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *