Bacasore.com – Komik tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai sarana pendidikan dan pelestarian sejarah.
Di Indonesia, salah satu contoh komik yang menggabungkan unsur sejarah dan fiksi dengan sangat menarik adalah Komik Sandhora karya Teguh Santosa.
Terbit pertama kali pada tahun 1969, komik ini tidak hanya menawarkan cerita yang menegangkan, tetapi juga menggambarkan konflik sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia.
Dalam Komik Sandhora, tokoh Mat Pelor, serta relevansi dan pengaruhnya terhadap sastra dan budaya Indonesia.
Latar Belakang Sejarah Komik Sandhora
Pada tahun 1830, Indonesia sedang berada dalam masa yang penuh gejolak.
Gubernur Jenderal Van den Bosch, yang dikenal dengan kebijakan tanam paksa (cultuurstelsel), menghadapi berbagai tantangan, termasuk konflik yang dipicu oleh Pangeran Diponegoro.
Sistem tanam paksa ini diterapkan sebagai solusi untuk mengatasi kekosongan kas pemerintah akibat perang Jawa yang berkepanjangan.
Sistem ini memaksa rakyat untuk menanam tanaman komoditas tertentu untuk keuntungan pemerintah kolonial Belanda.
Teguh Santosa, melalui Komik Sandhora yang terbit pada tahun 1969, mengangkat periode ini ke dalam karya sastranya.
Komik ini bukan hanya sebuah karya hiburan tetapi juga sebuah roman sejarah yang menceritakan latar belakang politik dan sosial yang kompleks pada masa tersebut.
Komik Sandhora terdiri dari sembilan jilid dengan total 540 halaman, menggambarkan latar belakang perang Diponegoro dan konflik yang terjadi selama periode tersebut.
Tokoh Utama: Theresia Sandhora dan Mat Pelor
Komik ini memperkenalkan Theresia Sandhora, seorang karakter fiktif yang menjadi pusat cerita.
Theresia Sandhora adalah putri kembar dari Jenderal Van Lawick dan Esterlitta, seorang keturunan Gipsy.
Dalam alur cerita, Sandhora dan saudara kembarnya, Margaretha, mengalami berbagai petualangan yang mengarah pada pertemuan dengan Mat Pelor, seorang anak wedana di Surabaya.
Mat Pelor, yang bernama asli Achmad, adalah tokoh kunci dalam komik ini.
Dikenal karena keahliannya dalam menggunakan senjata, Mat Pelor terlibat dalam konflik dengan pemerintah kolonial Belanda dan memiliki hubungan romantis dengan Sandhora.
Kehadirannya dalam cerita menunjukkan perjuangan melawan penindasan dan ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Indonesia pada masa itu.
Cerita Petualangan dan Konflik
Komik Sandhora menggambarkan perjalanan Sandhora dan Mat Pelor dari satu tempat ke tempat lain.
Mereka memulai petualangan mereka dari laut Sumatera dan terdampar di sebuah teluk di Sumatera Tengah.
Di sini, mereka terlibat dalam Perang Padri yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol di Sumatera Barat.
Teguh Santosa meramu cerita ini dengan sangat menarik, menambahkan elemen sejarah ke dalam petualangan fiksi yang memikat.