Scroll untuk baca artikel
Berita

Lontar Pengayam-ayaman, Carcan Siap dalam Sabung Ayam di Bali

73
×

Lontar Pengayam-ayaman, Carcan Siap dalam Sabung Ayam di Bali

Sebarkan artikel ini
tajen bali
tajen bali

Bacasore.com – Bali, pulau yang kaya akan budaya dan tradisi, memiliki berbagai bentuk upacara adat yang masih dilestarikan hingga kini. Salah satu tradisi yang menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Bali adalah tajen atau sabung ayam. Praktik ini bukan semata bentuk hiburan, tetapi merupakan bagian dari ritus spiritual dan budaya. Dalam tradisi ini dikenal pula istilah Carcan Siap, yaitu penamaan dan klasifikasi ayam aduan berdasarkan ciri fisik dan makna simbolik tertentu, yang tertuang dalam Lontar Pengayam-ayaman.

 

Apa Itu Tajen?

Tajen adalah tradisi sabung ayam yang tidak hanya dimaknai sebagai pertarungan fisik antar ayam jago, melainkan bagian dari upacara keagamaan umat Hindu di Bali, seperti dalam rangkaian Tabuh Rah (tetesan darah sebagai pengorbanan simbolis). Dalam pelaksanaannya, ayam aduan dipilih dengan sangat hati-hati, memperhatikan kualitas fisik, warna bulu, suara, hingga keberuntungannya menurut hari pelaksanaan.


Makna Carcan Siap dalam Sabung Ayam Bali

Dalam sabung ayam Bali, terdapat sistem penamaan ayam aduan yang dikenal dengan sebutan carcan siap. Nama-nama ini memiliki makna filosofis dan berkaitan dengan karakteristik fisik, warna bulu, serta keberuntungannya dalam arena. Berikut beberapa jenis penamaan ayam berdasarkan lontar pengayam-ayaman:

Penamaan Ayam Berdasarkan Warna dan Ciri Fisik

  • Buik: Ayam jago dengan bulu berwarna-warni.
  • Kelawu: Ayam berbulu abu-abu.
  • Biying: Ayam jago berbulu merah menyala.
  • Wangkas: Ayam dengan dada berwarna putih dan hitam.
  • Brumbun: Gabungan warna merah, putih, dan hitam.
  • Sa: Ayam berbulu putih.
  • Ook: Ayam dengan bulu lebat di leher.
  • Jambul: Ayam dengan jambul mencolok di kepala.
  • Godek: Ayam berbulu lebat di kaki.
  • Sangkur: Ayam tanpa ekor.

Jenis-Jenis Ayam Carcan Siap dalam Lontar Pengayam-Ayaman

Beberapa contoh ayam dalam carcan siap yang disebutkan dalam lontar antara lain:

  • Ayam Ratun Sa Kuning: Bulu kuning dengan jambul dan ciri unik pada bagian tubuh.
  • Ayam Biing Behe-behe: Ayam berbulu gelap dengan jambul dan sangkur, dimpil (corak tubuh) putih dan memiliki kuku putih panjang.
  • Ayam Brumbun Pawon: Brumbun dengan paruh putih bersih.
  • Ayam Bima Nganggo Gada: Memiliki warna kuning, ciri khas corak langka.
  • Ayam Wangkas Dewa Ayu: Warna bulu indah dan tampak suci, melambangkan keberuntungan.
READ  Sekda DKI Jakarta Marullah Matali Dilaporkan ke KPK Terkait Dugaan Penyalahgunaan Jabatan

Setiap jenis ayam ini memiliki filosofi dan kepercayaan tersendiri mengenai kemenangan dan keberuntungan saat dipertandingkan dalam tajen.


Carcan Ayam Utama dan Sakral

Dalam lontar pengayam-ayaman, terdapat pula jenis ayam yang dianggap sakral atau memiliki posisi istimewa, di antaranya:

  • Ayam Kebo Bawa: Ayam langka dengan paruh bengkok dan ciri mistik.
  • Ayam Trunyan Sang Hyang Lingsir: Matanya menyerupai kambing, dipercaya memiliki aura spiritual tinggi.
  • Ayam Gudig Suara: Suaranya unik dan terus bersuara dalam waktu tertentu.
  • Ayam Sejagat Mate: Ayam dengan jambul indah dan paruh berdaging, menandakan kekuatan batin.

Sadwara: Klasifikasi Ayam Berdasarkan Hari Tajen

Dalam tradisi Bali, hari pelaksanaan tajen juga menentukan keberuntungan ayam. Berikut adalah klasifikasi ayam menurut Sadwara:

  • Tungleh: Biying, Sangkur, Ijo Kuning, Wangkas Kedas.
  • Aryang: Serawah Kuning, Buik.
  • Urukung: Suku Biru, Ijo Arab.
  • Paniron: Ijo Kedas, Biying Kuning.
  • Was: Wangkas Kedas, Buik, Biying.
  • Maulu: Jambul, Sangkur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *