Scroll untuk baca artikel
Berita

Limerence Kata Dorothy Tennov: Ketika Cinta Menjadi Obsesif

106
×

Limerence Kata Dorothy Tennov: Ketika Cinta Menjadi Obsesif

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Limerence
Ilustrasi Limerence

Bacasore.com – Pernahkah Anda merasakan cinta yang begitu mendalam dan intens, hingga membuat Anda terobsesi dengan seseorang?

Pikiran Anda terus-menerus tertuju pada mereka, dan Anda merasa hampa saat tidak bersama mereka?

Jika ya, mungkin Anda mengalami limerence, sebuah fenomena emosional yang mungkin belum Anda kenal sebelumnya.

Apa Itu Limerence?

Limerence adalah istilah yang diciptakan oleh psikolog Dorothy Tennov untuk menggambarkan keadaan pikiran yang sangat intens dan obsesif terhadap seseorang.

Konsep ini sering kali diartikan sebagai “penyakit cinta” yang dapat memengaruhi cara seseorang berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.

Limerence bukan sekadar cinta atau ketertarikan biasa, melainkan sebuah kondisi di mana seseorang mengalami dorongan emosional yang kuat dan hampir tidak bisa dikendalikan.

Limerence ditandai dengan beberapa gejala khas, termasuk pikiran intrusif tentang objek kasih sayang, kemelankolis, serta keinginan yang mendalam untuk mendapatkan balasan dari orang yang dicintai.

Kondisi ini sering kali melibatkan idealisasi terhadap pasangan dan kekhawatiran yang berlebihan tentang hubungan tersebut.

Gejala Limerence

Gejala limerence bisa sangat mengganggu dan melemahkan kehidupan sehari-hari. Beberapa tanda umum dari limerence meliputi:

  1. Pikiran Intrusif: Seseorang yang mengalami limerence sering kali sulit untuk fokus pada tugas sehari-hari karena terus-menerus memikirkan orang yang mereka cintai. Pikiran ini bisa sangat mengganggu, bahkan hingga mengganggu pekerjaan atau studi.
  2. Idealiasi dan Kecemasan: Mereka mungkin mengidealisasi objek kasih sayang mereka secara ekstrem, sering kali membayangkan skenario-skenario ideal di mana mereka bersama dengan orang tersebut. Ketidakpastian dan kecemasan tentang bagaimana perasaan orang tersebut dapat menyebabkan stress emosional yang berat.
  3. Penarikan Diri Sosial: Dalam beberapa kasus, seseorang yang mengalami limerence dapat menarik diri dari aktivitas sosial dan interaksi dengan orang lain. Hal ini mungkin disebabkan oleh fokus yang berlebihan pada objek kasih sayang mereka atau rasa malu dan frustrasi yang dirasakan.
  4. Gangguan Emosional: Limerence dapat menyebabkan kondisi emosional yang serius seperti depresi, kecemasan, dan bahkan perilaku yang membahayakan diri sendiri. Ketidakmampuan untuk mengatasi perasaan ini dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan umum.
READ  Ramalan Shio Ayam Bulan Oktober 2024, Ingat Energi Bulan

Limerence Bukan Penyakit Mental

Penting untuk dicatat bahwa limerence, meskipun dapat menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan, bukanlah penyakit mental.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *