Bacasore.com – Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan, menyajikan pemandangan unik dan menggiurkan dalam sebulan terakhir.
Puluhan mobil bak terbuka dan gerobak kecil memenuhi sejumlah ruas jalan, bukan untuk menciptakan kekacauan lalu lintas, melainkan untuk menjajakan buah yang menjadi primadona: durian!
Meskipun ada larangan membawa durian ke pesawat atau kamar hotel karena aromanya yang kuat, peminat buah ini tetap setia menikmati durian di tempat umum.
Seperti legenda rakyat Thailand yang menyebut durian sebagai buah yang dibenci sekaligus dicintai, popularitas durian tidak pernah surut.
Sulawesi Selatan dengan tanah suburnya menjadi lahan yang sempurna bagi Durio zibethinus, nama ilmiah dari durian.
Durian di daerah ini menjadi primadona, terutama di wilayah utara, mulai dari Polman di Sulawesi Barat hingga Kabupaten Luwu Timur yang berbatasan dengan Sulawesi Tenggara.
Bagi penggila durian, belum lengkap rasanya jika belum mengunjungi empat daerah penghasil durian unggulan di Sulawesi Selatan.
1. Enrekang
Apa yang terlintas di benak ketika mendengar Enrekang?
Budaya lokal yang terpelihara, bentang pegunungan eksotis, atau penganan tradisional bernama Dangke?
Semua itu memang menjadi ciri khas Kabupaten Enrekang.
Namun, beberapa tahun terakhir, durian menjadi daya tarik baru di wilayah ini.
Pusat pembibitan durian terletak di Desa Kaluppang, Kecamatan Maiwa, sekitar satu jam perjalanan dari ibu kota kabupaten.
Dengan dukungan pemerintah setempat, durian diyakini dapat menjadi ikon baru ekowisata di Enrekang.
Untuk mendongkrak pamor durian, festival durian diselenggarakan pada awal bulan Maret.
Festival ini tidak hanya menarik wisatawan tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi ekonomi dari durian.
2. Binuang, Perbatasan Pinrang – Polewali Mandar
Binuang, sebuah kecamatan yang terletak di perbatasan Kabupaten Polewali Mandar (Sulbar) dan Kabupaten Pinrang (Sulsel), menawarkan durian sebagai buah tangan populer bagi pengendara atau wisatawan yang melewati jalur lintas barat Sulawesi.
Saat musim durian tiba, durian-durian langsung dijajakan di depan rumah-rumah warga di lapak-lapak sederhana.
Pemandangan ini umum ditemukan di Desa Rea, Desa Kanang, hingga Desa Silopo, terutama pada hari libur nasional atau akhir pekan.
