Bacasore.com – Di tengah arus informasi yang begitu cepat di media sosial, beberapa nama sering kali menjadi sorotan publik.
Salah satunya adalah Kocong Ubud Kid, seorang bocah yang belakangan ini viral di jagat maya.
Dikenal dengan nama asli yang disingkat AK, bocah asal Ukraina yang tinggal di Bali ini telah menarik perhatian banyak orang berkat berbagai aksinya yang terekam kamera dan diunggah ke media sosial.
Namun, popularitasnya juga dibarengi dengan berbagai kontroversi dan perhatian dari pihak berwenang, khususnya mengenai perlindungan anak.
Kocong Ubud Kid, yang sering dijuluki Tarzan, adalah bocah bule alias warga negara asing (WNA) dengan penampilan khas, berambut pirang dan sering terlihat tanpa baju.
Meskipun sering kali tampil dalam kondisi yang tidak biasa, Kocong memiliki kemampuan yang menarik perhatian publik, seperti menaklukkan anjing liar dan memanjat billboard serta atap bangunan.
Aksinya ini terekam dalam berbagai video yang dibagikan warganet, menambah popularitasnya di media sosial.
Namun, popularitas Kocong bukan tanpa kontroversi.
Salah satu peristiwa yang menjadi sorotan adalah ketika ia mengambil roti dari sebuah warung pada bulan April lalu.
Selain itu, Kocong juga diketahui sering membawa senjata tajam berupa sabit serta kapak, dan mengambil buah kelapa milik warga setempat.
Tindakan-tindakan ini tentu menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat mengenai keselamatan dan kesejahteraan bocah tersebut.
Tindakan Kocong Ubud Kid yang dianggap meresahkan tidak hanya mendapatkan perhatian dari masyarakat, tetapi juga dari pihak berwenang.
Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Provinsi Bali telah turun tangan untuk menangani situasi ini.
Pada Senin, 29 Juli 2024, KPAD Bali mengeluarkan surat resmi yang ditujukan kepada Dinas P3P2AB Kabupaten Gianyar.
Surat tersebut meminta koordinasi dengan pihak terkait untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna memastikan keselamatan dan kesejahteraan Kocong.
Made Ariasa, Komisioner KPAD Bali Bidang Pendidikan, menjelaskan bahwa surat tersebut meminta agar Dinas P3P2AB bekerja sama dengan instansi terkait seperti Satpol PP, Dinas Sosial, dan Dinas Pariwisata.
Tujuannya adalah untuk melakukan pembinaan dan edukasi kepada keluarga atau orang tua Kocong, serta mencegah terulangnya tindakan-tindakan yang dapat membahayakan dirinya.
Lebih lanjut, Ariasa mengungkapkan bahwa setelah mengirimkan surat, KPAD Bali telah mendapatkan informasi bahwa kasus ini sudah ditangani tiga bulan lalu.
Orang tua Kocong telah diberikan peringatan mengenai risiko yang mungkin terjadi dan diminta untuk lebih mengawasi anak mereka.
