Bacasore.com – Hannah Neeleman, seorang influencer terkenal dengan akun media sosialnya bernama Ballerina Farm, baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di dunia maya.
Hal ini terjadi setelah sebuah artikel viral yang mengkritik gaya hidupnya sebagai ‘tradwife’ memicu perdebatan.
Istilah ‘tradwife’ merujuk pada wanita yang menjalankan peran tradisional sebagai ibu rumah tangga dan mengasuh anak, yang sering kali dikaitkan dengan budaya patriarki.
Fenomena Tradwife di Era Modern
Artikel yang diterbitkan oleh The Times menggambarkan Hannah sebagai ratu tradwife yang mengurus delapan anaknya.
Artikel tersebut memicu diskusi sengit tentang fenomena tradwife yang berkembang di media sosial.
Banyak yang mempertanyakan apakah gaya hidup seperti ini relevan dan sehat di era modern ini, atau apakah hal tersebut hanya bentuk lain dari penindasan terhadap perempuan.
Hannah Neeleman memiliki lebih dari 17 juta pengikut di Instagram dan TikTok.
Ia dikenal karena konten dan vlog sehari-harinya yang menampilkan kehidupan rumah tangga bersama suaminya, Daniel Neeleman, dan anak-anak mereka di sebuah peternakan di Utah.
Sebagai lulusan balerina dari Juilliard, Hannah sering terlihat mengenakan pakaian tradisional sambil memasak, merawat ternak, serta menjual produk seperti susu mentah dan starter sourdough di situs web Ballerina Farm.
Artikel di Times menyoroti beban fisik dan emosional yang harus ditanggung Hannah setiap hari.
Bahkan, artikel tersebut menyebutkan bahwa kadang-kadang Hannah terlalu lelah untuk bangun dari tempat tidur selama seminggu.
Hal ini memicu keprihatinan dari banyak netizen terhadap kondisi Hannah dan juga mengkritik pilihan hidupnya tersebut.
Respon Hannah Neeleman
Setelah artikel tersebut menjadi viral, Hannah akhirnya buka suara mengenai kisahnya.
Dalam sebuah video, ia menyatakan bahwa artikel tersebut adalah bentuk serangan terhadap keluarganya dan pernikahannya.
“Beberapa minggu lalu, kami menerima seorang reporter di rumah kami untuk mempelajari lebih lanjut tentang keluarga dan bisnis kami,” ujarnya dalam video tersebut.
“Kami terkejut saat melihat artikel yang dicetak, yang menggambarkan saya sebagai tertindas dan suami saya sebagai pelakunya,” tambah Hannah.
Hannah menegaskan bahwa kenyataannya jauh berbeda dari yang digambarkan dalam artikel.