Bacasore.com – Habib Hasan Baharun merupakan salah satu pendakwah terkenal yang berasal dari Sumenep, Madura.
Dedikasinya terhadap pendidikan agama Islam, Habib Hasan Baharun telah memberikan kontribusi besar di Jawa Timur melalui dakwah dan pengajaran di berbagai pesantren serta karya tulis yang fenomenal.
Mengenal lebih jauh tentang biografi dan perjalanan dakwah Habib Hasan Baharun akan memberi kita wawasan mendalam tentang sosok yang luar biasa ini.
Profil Habib Hasan Baharun
Habib Hasan Baharun, yang dikenal juga dengan nama lengkap Habib Hasan bin Ahmad Baharun, lahir di Sumenep pada tanggal 11 Juni 1934.
Ia adalah putra pertama dari empat bersaudara dari pasangan Al-Habib Ahmad bin Husein dan Fathmah binti Ahmad Bachabazy.
Habib Hasan memiliki silsilah dzahabiyah yang mulia, yakni Al-Habib Hasan bin Ahmad bin Husein bin Thohir bin Umar bin Hasan Baharun.
Dari pernikahannya, Habib Hasan Baharun dikaruniai enam putra dan dua putri, yaitu Hb. Hamzah, Syarifah Lina, Hb. Muhammad Shodiq, Hb. Ali Zainal Abidin, Hb. Segaf, Hb. Ali, Hb. Husin, dan Syarifah Ruqoyyah. Habib Hasan Baharun wafat pada hari Senin tanggal 8 Shafar 1420 H atau bertepatan dengan 23 Mei 1999 M.
Pendidikan dan Dakwah
Sejak kecil, Habib Hasan Baharun sudah menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap ilmu agama.
Pendidikan agama yang pertama kali ia dapatkan berasal dari kedua orang tuanya dan juga dari kakeknya, Ustadz Achmad bin Muhammad Bachabazy, seorang ulama di Sumenep.
Kakeknya sering mengajak Habib Hasan kecil untuk berdakwah, memberikan pengalaman berharga dalam dunia dakwah sejak dini.
Setelah kakeknya meninggal dunia, Habib Hasan Baharun melanjutkan pendidikannya dengan belajar dari paman-pamannya, Ustadz Usman bin Ahmad Bachabazy dan Ustadz Umar bin Ahmad Bachabazy.
Ia juga memperdalam ilmu fiqih kepada Al-Faqih Al-Habib Umar Ba’aqil di Surabaya dan menjadi murid kesayangan ulama asal kota pahlawan tersebut.
Di samping pendidikan agama, Habib Hasan juga menempuh pendidikan formal.
Ia memulai dari Sekolah Rakyat (SR), setingkat SD, kemudian melanjutkan ke Pendidikan Guru Agama (PGA).
Namun, pada tahun keempat, ia pindah ke SMEA di Surabaya dan tidak sempat menyelesaikan pendidikan PGA-nya.
Setelah menyelesaikan pendidikan formal, Habib Hasan sering mengikuti ayahnya berdakwah ke Pulau Masalembu sambil membawa barang dagangan.
Karir Dakwah di Pontianak
Pada tahun 1966, Habib Hasan memutuskan untuk berdakwah ke Pontianak, Kalimantan Barat.
Namun, atas permintaan ibunya pada tahun 1970, ia kembali ke Madura dan menetap di Jawa Timur.