Bacasore.com – Kehilangan seorang guru yang dikenal penuh keceriaan dan gelak tawa selalu menyisakan duka mendalam bagi komunitas yang pernah bersamanya.
Dimas Yonathan Tarigan, seorang guru Bahasa Indonesia di SMK Sangkuriang 1 Cimahi, meninggalkan dunia ini dengan cara yang mengejutkan dan menyedihkan.
Dimas ditemukan bundir di Flyover Cimindi, Kota Bandung, pada Jumat pagi (28/6).
Kepergian Dimas bukan hanya meninggalkan kesedihan bagi keluarga dan teman-temannya, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupnya.
Sosok Guru Penuh Keceriaan
Dimas Yonathan Tarigan dikenal sebagai guru yang penuh keceriaan dan selalu membawa gelak tawa ke dalam kelasnya.
Kenangan akan sosoknya diunggah oleh akun Instagram resmi SMK Sangkuriang 1 Cimahi, @smksangkuriang1.official.
Dalam unggahan tersebut, sekolah menyampaikan bahwa Dimas adalah guru yang selalu ceria dan membawa kebahagiaan bagi murid-muridnya.
“Kami akan selalu merindukanmu gelak tawa dan kecerianmu. Selamat jalan dari kami yang menyayangimu,” tulis akun tersebut dikutip, Senin 1 Juli 2024.
Ucapan ini menggambarkan betapa besar kehilangan yang dirasakan oleh sekolah dan murid-muridnya.
Selama masa baktinya sebagai guru, Dimas tidak hanya mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia tetapi juga menyebarkan kebaikan dan kasih sayang.
“Terima kasih atas warna indah yang kau tebarkan. Kebaikan dan kasih sayangmu akan selalu menjadi cerita indah untuk kami,” ungkap akun Instagram @smksangkuriang1.official.
Dedikasi Dimas dalam mengajar dan mendidik murid-muridnya diakui oleh seluruh komunitas sekolah.
SMK Sangkuriang 1 Cimahi juga menyampaikan doa untuk Dimas, berharap agar arwahnya mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan.
Kondisi Psikologis dan Pesan Terakhir
Dalam unggahan Instagram-nya, Dimas sempat mengungkapkan perasaannya yang kesepian dan pikiran-pikiran yang tidak menentu.
Akun Instagram-nya, @_dimasyonathan, menyimpan catatan yang menggambarkan kondisi mentalnya yang semakin memburuk.
Dia menulis tentang kurangnya teman untuk berbagi dan bagaimana kesepian membuat pikirannya penuh dengan hal-hal tak berarti.
“Tidak ada teman untuk berbagi karena sudah jarang nongkrong sama teman-teman, bikin isi otak kepala jadi penuh sendiri.
Penuh dengan hal-hal yang tidak jelas. Mikirin orang lain, tapi tidak mikirin diri sendiri,” tulisnya.
Pesan ini menggambarkan betapa berat beban pikiran yang harus ditanggung Dimas.