Bacasore.com – Setiap tahun, langit musim panas Jepang berubah menjadi lautan cahaya dan warna dalam sebuah tradisi yang dikenal sebagai festival kembang api Hanabi (花火). Digelar sepanjang bulan Juli hingga Agustus, festival ini bukan hanya tontonan visual memukau, tetapi juga cerminan nilai-nilai budaya yang mendalam dalam masyarakat Jepang.
Makna di Balik Istilah Hanabi
Kata hanabi berasal dari dua kanji Jepang: hana (花) yang berarti bunga dan hi (火) yang berarti api. Gabungan keduanya menggambarkan keindahan “bunga api” yang mekar di langit malam, menjadikannya sebagai simbol keindahan, harapan, dan kegembiraan.
Namun, di balik kemegahannya, hanabi memiliki makna spiritual dan historis yang kuat. Awalnya, kembang api dipercaya mampu mengusir roh jahat. Seiring waktu, maknanya bergeser menjadi lambang perayaan kehidupan, kenangan akan orang yang telah tiada, dan doa untuk masa depan yang cerah.
Sejarah Festival Hanabi di Jepang
Catatan sejarah menunjukkan bahwa pertunjukan kembang api publik pertama di Jepang terjadi pada tahun 1733 di kawasan Ryogoku, Sumida, Tokyo. Saat itu, Jepang sedang dilanda krisis ekonomi dan bencana kelaparan. Sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban, kembang api diluncurkan dalam sebuah acara yang kemudian dikenal sebagai Festival Kembang Api Sumidagawa.
Tradisi ini terus berkembang dan menjadi bagian dari budaya musim panas Jepang yang melekat kuat hingga kini. Selama periode Edo (1603–1868), hanabi menjadi hiburan rakyat dan simbol kekuatan spiritual untuk menangkal nasib buruk.
Festival-Festival Hanabi Terkenal di Jepang
Beberapa festival hanabi paling ikonik yang bisa disaksikan antara lain:
- Festival Kembang Api Sumidagawa – Tokyo
Festival tertua yang masih berlangsung, biasanya diadakan di tepi Sungai Sumida. - Omagari Hanabi – Akita
Ajang kompetisi kembang api nasional yang menghadirkan karya-karya terbaik dari para ahli piroteknik. - Festival Kembang Api Nagaoka – Niigata
Dikenal dengan pertunjukan kembang api berukuran raksasa yang spektakuler dan penuh emosi.
Pesona Musim Panas yang Menarik Wisatawan
Bagi masyarakat Jepang, hanabi bukan hanya tontonan malam, tapi juga ritual sosial untuk berkumpul bersama keluarga dan teman. Masyarakat mengenakan yukata (kimono musim panas), menikmati jajanan tradisional dari gerobak festival (yatai), dan duduk bersama di taman atau pinggir sungai menyaksikan langit menyala penuh warna.
Salah satu keunikan kembang api Jepang adalah bentuknya yang bulat sempurna dan desain yang dirancang agar indah dari segala sudut pandang – sebuah karya seni yang melibatkan presisi tinggi.
Kini, festival kembang api di Jepang telah menjadi atraksi yang menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Keindahan hanabi tak hanya menghibur mata, tapi juga menyentuh hati, menghubungkan masa lalu dengan masa kini, serta menyampaikan pesan spiritual dan estetika budaya Jepang. (*)