Bacasore.com – Bagi pecinta durian, buah ini merupakan salah satu kenikmatan hidup yang tak ternilai.
Durian dikenal dengan rasanya yang lezat dan menggoda selera, membuatnya digemari oleh banyak orang di seluruh dunia.
Tekstur lembut dan legit serta rasa manis dengan sedikit jejak pahit menjadikannya buah yang sangat istimewa.
Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa jenis durian yang harganya sangat fantastis?
Berikut ini adalah deretan durian termahal di dunia beserta keunikan dan harganya.
Harga ini tentu membuat banyak orang yang bengek alias terkejut karena ada yang hingga ratusan juta rupiah.
1. Durian Kan Yao
Durian Kan Yao adalah durian termahal di dunia yang berasal dari Provinsi Nonthaburi, Thailand.
Provinsi ini telah menjadi pusat pertanian durian selama lebih dari 300 tahun.
Durian Kan Yao mencetak rekor di Guinness World Records dengan harga yang fantastis.
Pada festival durian tahun 2019, satu buah durian Kan Yao dihargai USD 47.990 atau sekitar Rp 676 juta.
Apa yang membuat durian ini begitu istimewa?
Durian Kan Yao memiliki daging buah yang halus dan lembut ketika digigit, dengan rasa manis yang khas dan aroma lembut yang menggoda.
Keunikan inilah yang membuatnya sangat diminati oleh para pecinta durian, meskipun harganya sangat tinggi.
2. Durian Bawor
Durian Bawor adalah durian asli Indonesia yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah.
Durian ini merupakan salah satu varian durian berkualitas terbaik di Indonesia.
Ukurannya cukup besar, dengan berat bisa mencapai 6-9 kg per buah. Keistimewaan durian Bawor terletak pada daging buahnya yang sangat tebal dengan biji yang kecil, serta tekstur padat dan legit.
Rasanya merupakan penyempurnaan dari durian Monthong, cenderung manis dengan sedikit pahit.
Dengan kualitas yang tinggi, durian Bawor menjadi salah satu durian yang kerap diburu di Indonesia.
Harganya pun lumayan mahal, dengan berat 10 kg bisa dihargai hingga Rp 1 juta.
3. Durian J-Queen
Durian J-Queen adalah durian hibrida yang dibiakkan dari beberapa varietas unggul oleh seorang mahasiswi psikologi bernama Aka dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.