Bacasore.com – Di tengah maraknya berita viral di media sosial, Bakso Ronggolawe, yang terletak di Jalan Bulak Banteng, Kota Surabaya, kini menjadi sorotan utama.
Bisnis yang dikelola oleh Rujito ini tidak hanya terkenal karena rasa baksonya yang enak, tetapi juga karena kontroversi yang sedang menggemparkan dunia maya.
Isu yang sedang hangat diperbincangkan adalah tuduhan bahwa Bakso Ronggolawe menggunakan daging tikus sebagai bahan baku.
Kontroversi ini bermula dari sebuah video yang diunggah di platform media sosial TikTok oleh akun @juragankartunlama.
Dalam video tersebut, tampak seorang pelanggan yang membeli bakso di Bakso Ronggolawe dan menemukan pentol yang diduga berisi daging berbulu.
Video ini langsung menarik perhatian publik dan menyebar dengan cepat, menyebabkan kerusakan besar pada reputasi Bakso Ronggolawe.
Video yang mengklaim adanya daging tikus ini menciptakan kegaduhan di media sosial dan menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan netizen.
Meskipun video asli telah dihapus dan akun TikTok yang mengunggahnya pun hilang dari pencarian, rekaman video tersebut berhasil diunggah ulang oleh akun lain, yaitu @buser.sctv, pada tanggal 23 Juli 2024.
Hal ini membuat tuduhan tersebut semakin viral dan berpotensi merugikan bisnis Rujito.
Sebagai dampak dari tuduhan tersebut, Bakso Ronggolawe mengalami penurunan omzet yang signifikan.
Kejadian ini membuat banyak pelanggan ragu untuk mengunjungi warung bakso yang sebelumnya terkenal karena kualitas dan cita rasanya.
Penurunan omzet ini tidak hanya berdampak pada keuangan bisnis tetapi juga pada reputasi yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
Rujito, sebagai pemilik Bakso Ronggolawe, merasa sangat dirugikan oleh tuduhan tersebut. Menyadari potensi kerugian yang lebih besar jika masalah ini tidak ditangani dengan baik, Rujito memutuskan untuk mengambil langkah hukum dengan melaporkan kasus ini ke Polres Tanjungperak.
Langkah ini diambil untuk membela nama baiknya dan untuk mencari kejelasan mengenai kebenaran tuduhan tersebut.
Rujito bersama keluarganya merasa perlu untuk menanggapi tuduhan tersebut dengan serius.
Kerabatnya, Agus, mengungkapkan bahwa tuduhan mengenai daging tikus bisa jadi merupakan upaya persaingan bisnis yang tidak sehat.