Bacasore.com – Nama Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata, atau yang akrab disapa Gus Par, menjadi perbincangan warga Bali. Ini tak lepas dari sang ayah yakni I Gusti Made Tusan yang sudah berusia 74 tahun kabarnya menikahi gadis 22 tahun. Sontak, kabar itu pun viral di media sosial.
Siapa sebenarnya Gus Par? Gus Par adalah Bupati Karangasem periode 2025-2030. Bersama wakilnya, Pandu Prapanca Lagosa, pasangan ini diusung oleh Partai NasDem dan berhasil memperoleh suara terbanyak. Bahkan, mampu menjungkalkan calon incumbent dari PDI Perjuangan.
Dalam kontestasi politik Pilkada Karangasem 2024, Gus Par dan Pandu Lagosa yang mendapat nomor urut 3, berhasil mengumpulkan total 145.344 suara sah, yang setara dengan 52,8 persen dari seluruh suara yang masuk. Mereka berhasil menyingkirkan pasangan petahana, I Gede Dana dan I Nengah Swadi, yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati.
Kemenangan ini menunjukkan kuatnya dukungan masyarakat terhadap sosok baru yang membawa semangat perubahan untuk Karangasem.
Darah Politik Mengalir dalam Diri Gus Par
Meski tergolong sebagai wajah baru dalam bursa calon bupati, Gus Par bukanlah sosok asing dalam dunia politik Karangasem. Ia merupakan putra dari I Gusti Ayu Mas Sumatri, mantan Bupati Karangasem periode 2015–2020. Saat ini, ibunya juga menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Bali dari Partai NasDem. Ayahnya, Gusti Made Tusan, dikenal sebagai tokoh masyarakat yang cukup berpengaruh di Karangasem.
Kiprah politik keluarga ini memberi pengaruh besar terhadap popularitas Gus Par di mata publik.
Riwayat Pendidikan dan Aktivitas Organisasi
Gus Par lahir dan besar di Karangasem. Ia mengawali pendidikannya di SD Negeri 4 Subagan (1981–1988), lalu melanjutkan ke SMP Saraswati Amlapura (1988–1991), dan SMA PGRI 2 Amlapura (1991–1994). Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, ia melanjutkan studinya ke Universitas Warmadewa, Denpasar, dan berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 2001.
Dalam perjalanan kariernya, Gus Par juga dikenal aktif di berbagai organisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua KNPI Kabupaten Karangasem pada periode 2016–2019 dan kini menjadi penasihat Komunitas Fotografer Kabupaten Karangasem. Keterlibatannya dalam kegiatan sosial dan kepemudaan memperkuat citranya sebagai pemimpin muda yang dekat dengan masyarakat.
Komitmen Gus Par: Prioritaskan Air Bersih dan Pariwisata
Setelah dilantik sebagai Bupati Karangasem, Gus Par menegaskan bahwa realisasi janji kampanye menjadi prioritas utamanya. Dalam pernyataannya pada 25 Desember 2024, ia menekankan bahwa penyediaan air bersih akan menjadi fokus awal pemerintahannya. Selain itu, Gus Par juga berkomitmen untuk mengembangkan sektor pariwisata Karangasem guna mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan percepatan kesejahteraan masyarakat.
“Saya berpikir positif. Mari kita sama-sama bekerja agar semua program Gus Par dan Guru Pandu bisa terealisasi, terutama mengatasi masalah air bersih yang menjadi kebutuhan mendesak warga,” ungkap Gus Par dengan penuh optimisme.
Meskipun baru menjabat selama lebih dari dua bulan, pemerintahan Gus Par sudah menunjukkan tanda-tanda positif. Sejumlah kebijakan awal yang diluncurkan menuai sambutan baik dari berbagai kalangan. Banyak warga berharap kepemimpinan Gus Par mampu membawa perubahan nyata dan menjawab tantangan-tantangan yang selama ini belum terselesaikan.
Transparansi Harta Kekayaan Gus Par
Sebagai bentuk keterbukaan publik, Gus Par juga melaporkan harta kekayaannya ke instansi terkait. Berikut adalah rincian kekayaan Gus Par berdasarkan data terbaru:
I. Aset Kekayaan
- Tanah dan Bangunan: Rp14.170.700.000
- Alat Transportasi dan Mesin: Rp207.000.000
- Harta Bergerak Lainnya: Rp46.000.000
- Surat Berharga: Rp0
- Kas dan Setara Kas: Rp270.540.154
- Harta Lainnya: Rp0
- Subtotal Aset: Rp14.694.240.154
II. Hutang
- Total Hutang: Rp3.375.200.000
III. Total Kekayaan Bersih
- Rp11.319.040.154
Keterbukaan informasi ini memperkuat citra Gus Par sebagai pemimpin yang bersih dan bertanggung jawab.
Harapan besar kini bertumpu pada Gus Par dan jajarannya untuk membuktikan bahwa kepercayaan rakyat bukan sekadar amanah, melainkan tanggung jawab moral dan sosial. Masyarakat menunggu aksi nyata dan perubahan positif yang bisa dirasakan langsung.